Senin, 21 Maret 2011

Perkembangan DKI Jakarta

Perkembangan DKI Jakarta
1)  Sejarah Perekonomian DKI Jakarta

Kinerja perekonomian DKI Jakarta dalam kurun dua tahun terakhir (2007-2009) menunjukkan prestasi yang cukup menggembirakan. Kondisi ini tergambar dari pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang mampu tumbuh diatas 5 persen dan diatas pertumbuhan Nasional.
Krisis keuangan global makin dirasakan dampaknya pada semester I/2009, perekonomian Jakarta hanya tumbuh sebesar 5,12 persen. Pertumbuhan ini merupakan terendah selama lima tahun terakhir, namun demikian bila dibandingkan perekonomian dunia yang tumbuh negatif, pertumbuhan ekonomi Jakarta masih terjaga.
Faktor utama melambatnya perekonomian Jakarta dalam satu tahun terakhir adalah kinerja ekspor yang menurun. Negara-negara yang selama ini menjadi tujuan utama ekspor barang Jakarta mengalami krisis keuangan, sehingga permintaan barang Jakarta mengalami penurunan. Akibatnya sektor industri pengolahan juga mengalami penurunan produksi, yang selanjutnya mempengaruhi sektor perdagangan dan sektor pengangkutan sebagai muara semua hasil produksi.
Struktur perekonomian Jakarta yang didukung oleh komponen ekspor dan impor relatif tinggi mengalami dampak yang cukup signifikan dari krisis keuangan global, namun dengan kemampuan pasar domestik yang tinggi, perekonomian Jakarta tetap mampu tumbuh positif pada tahun 2009.
Sementara dari sisi lapangan usaha seluruh sektor masih tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan. Dan yang mengalami penurunan kinerja paling parah adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, restoran.
Kondisi perekonomian di Jakarta membaik selama 2010. Sebelumnya, perekonomian di kawasan Ibu Kota sempat terpengaruh oleh krisis global pada 2008 dan 2009. Namun kondisi mulai membaik pada 2010 dan diprediksi akan tetap meningkat pada 2011.


2)  PAD (Pendapatan Asli Daerah) DKI Jakarta
Sebagai kota metropolitan sektor jasa menjadi andalan Pemprov DKI dalam membiayai pembangunan di Ibu Kota. Sedikitnya dari 70 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari sektor jasa, utamanya pariwisata.
Meningkatnya sektor jasa, berimplikasi positif bagi perkembangan ekonomi di Jakarta. Fauzi Bowo mencatat, perkembangan ekonomi DKI Jakarta kian meningkat tiap tahunnya. Untuk tahun lalu perkembangan ekonomi Jakarta mencapai angka 5,01 persen.
Kedepan ia berharap, ekonomi semakin berkembang hingga mencapai angka 5,5-6 persen. “Kondisi ini menandakan iklim dunia kerja dan dunia usaha kian membaik, sehingga kesejahteraan warga makin baik dan suasana makin kondusif,”terangnya.
Perbaikan ekonomi di Ibu Kota juga didukung dengan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika yang relatif stabil, inflasi yang terkendali, serta kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai sekitar 1,451.904 orang pada 2009.
Karena itu sesuai dengan motto Hut ke-483 Kota Jakarta yang mengusung tekad Jakarta sebagai kota jasa ramah lingkungan, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan pembangunan Ibu Kota ke arah kota jasa.
Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI di bidang perhotelan, PT Jakarta Tourisindo, menargetkan dapat meningkatkan deviden pada pendapatan asli daerah (PAD) DKI sebesar 25 persen dalam dua tahun kedepan, dari setoran saat ini yang mencapai Rp 3 miliar pada PAD 2009.
Artinya, dalam dua tahun kedepan perusahaan menargetkan setoran deviden pada APBD DKI bisa mencapai Rp 3,75 miliar.
Direktur Usaha PT Jakarta Tourisindo, Alexander Yerris, mengatakan target pendapatan itu juga diasumsikan dengan rencana penambahan kamar atau hotel tahun depan dan target okupansi hotel yang diharapkan tinggi setelah membaiknya pertumbuhan ekonomi di Jakarta saat ini.

3)  Hambatan Pembangunan DKI Jakarta
Hambatan pembangunan DKI Jakarata yaitu kejadian bencana alam.
1.    Faktor-faktor Penyebab Bencana di Provinsi DKI Jakarta

1.1 Geografi
Daerah Khusus IbuKota Jakarta yang luasnya ± 650,40 km menempati posisi yang strategi karena merupakan sentral dari jaringan perhubungan laut, udara dan daratan (Sumatera, Madura, dan Bali). Wilayah DKI Jakarta merupakan tumpuan pertemuan kali atau sungai yang datang dari daerah Selatan mempunyai kemiringan sangat tinggi dan ke Utara semakin rendah. Demikian pula DKI Jakarta terletak di bawah permukaan laut, sehingga dapat dikategorikan Jakarta belum bebas dari ancaman banjir. Hal ini biasa terjadi setiap tahun terutama pada bulan Desember, Januari dan Februari.

1.2 Sosial Budaya
Jakarta merupakan pusat social budaya Indonesia (Centre of Excelence) di bidang pendidikan, kesenian, kepemudaan, wanita, teknologi, kesehatan, banyak berpusatdi kota Jakarta. Bentrokan yang bersifat kesukuan, keagamaan, rasial,
kedaerahan dan masalah tanah sering terjadi apabila kita lalai mengatasinya secara dini. Kesenjangan taraf hidup sering menimbulkan kecemburuan sosial yang mengakibatkan tindak kriminalitas. Masalah lingkungan hidup ini dapat bersumber pada berbagai masalah, yaitu masalah tata ruang pembangunan Nasional yang tepat, masalah kemiskinan dan keterbelakangan penduduk yang menimbulkan pemukiman kumuh dengan segala permasalahannya, masalah potensi akibat tidak terkendalinya industri yang dapat merusak Iingkungan sekitarnya.

1.3 Sumber Daya Manusia
Penduduk IbuKota Jakarta menurut susenas Tahun 2001 berjumlah 9,6 juta jiwa pada siang dan 8,3 juta jiwa pada malam hari. Dilihat dari pertumbuhan penduduk Jakarta cukup tinggi yaitu 0,16 % pertahun, hal ini disebabkan oleh arus urbanisasi yang bertujuan untuk mencari nafkah yang lebih baik dari daerah asalnya.

1.4 Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan memberikan dampak positif yang mendorong tumbuh-kembangnya industrialisasi dalam rangka pembangunan nasional. Perkembangan tersebut menuntut penyediaan bahan baku yang makin meningkat. Hal ini menimbulkan kecenderungan untuk mengeksploitasi kekayaan alam sebesarbesarnya yang tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kerusakan alam itu sendiri dan berakibat malapetaka bagi manusia.

2.    Potensi Bencana Alam di Provinsi DKI Jakarta

Suatu bencana dikategorikan bencana alam, terjadi karena keadaan alam/proses alam secara murni dan dapat juga terjadi akibat ulah manusia. Secara rinci bencana alam di DKI Jakarta dapat digolongkan sebagai berikut :

2.1 Gempa Bumi
Wilayah DKl Jakarta akhir-akhir ini sering dilanda gempa, walaupun Skala Richter tidak sebesar Bengkulu, tetapi perlu diantisipasi.

2.2 Banjir
Bencana banjir melanda semua daerah, bahkan dibeberapa daerah sudah merupakan bencana rutin. Penyebab banjir yang utama adalah banjir kiriman (80 %) dan curah hujan yang tinggi dan tidak berfungsinya saluran, tanggul dan selokan hal ini dialami oleh DKI Jakarta.

2.3 Angin Topan
Bencana angin topan telah menimbulkan kerugian yang besar terhadap harta benda dan perkebunan penduduk maupun jiwa manusia. DKI Jakarta pernah mengalami bencana angin topan tanggal 1 Maret 1982 ( pukul 14.30 ) di Kotamadya Jakarta Utara.

2.4 Gelombang Pasang
Gelombang pasang melanda daerah pantai sebagai akibat adanya gempa bumi yang terjadi di dasar laut, karena terjadi badai di laut. Bencana ini telah menimbulkan kerugian jiwa maupun harta benda. Daerah rawan bencana gelombang pasang di DKI Jakarta adalah wilyah pantai Kotamadya Jakarta Utara.

2.5 Kebakaran
Bencana kebakaran dapat disebabkan oleh karena petir, panas matahari,kemarau panjang, lahan panas/lava dan kealpaan manusia. Di DKI Jakarta bencana kebakaran yang sering terjadi adalah akibat kealpaan manusia, korsleting listrik serta akibat bahan kimia.

2.6 Bencana Kekeringan
Bencana kekeringan sebagai akibat kemarau panjang telah mengakibatkan kerusakan tanaman pertanian dan perkebunan.

2.7 Bencana Kelaparan
Bencana kelaparan yang terjadi masih pada tingkat rawan pangan sebagai akibat gagalnya panen karena musim kemarau panjang. Di DKI Jakarta bencana kelaparan ini akibat gagal panen tidak terjadi karena tidak mempunyai wilayah agraris. Tetapi mungkin terjadi karena tidak adanya kepedulian sosial diantara warganya.

2.8 Bencana Hama Tanaman
Bencana hama tanaman telah menimbulkan kerusakan yang besar pada pertanian dan perkebunan penduduk yang dapat mempengaruhi tingkat produksi, yang mengakibatkan kerusakan besar adalah hama wereng, kutu loncat, tikus, babi, gajah, dan hama sexava. DKI Jakarta pernah diserang hama pada tahun 1975, di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan.

3.   Produk Unggulan DKI Jakarta
Produk unggulan DKI Jakarta yaitu :
·         SDA
Jakarta dengan kondisi geografis lautan yang lebih luas dari daratan memiliki potensi sumber daya laut yang cukup besar, yakni berupa sumber daya mineral dan hasil laut.
Sumber daya mineral yang dihasilkan, tepatnya di Pulau Pabelokan, Kepulauan Seribu, berupa minyak bumi dan gas mulai dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas produksi sekitar 4 juta barel per tahun.
Kekayaan laut yang dapat dieksploitasi berupa ikan konsumsi dan ikan hias. Selama lima tahun terakhir, tiap tahunnya rata-rata produksi ikan konsumsi mencapai 123 ribu ton dan produksi ikan hias mencapai 59,86 juta ekor.

4.   Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan DKI Jakarta
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan DKI Jakarta yaitu :
a.    Faktor-faktor eksternal adalah adanya kebijakan otonomi daerah, pembentukan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, pengkajian dan transfer teknologi serta informasi, dukungan pemerintah terhadap pembangunan perikanan laut dan faktor permintaan pelayanan jasa docking yang tinggi.
b.    Faktor-faktor internal yang strategis mempengaruhi keberhasilan UPT. UPMB yang merupakan kekuatan adalah Peraturan Daerah DKI Jakarta, lokasi docking yang strategis, ketersediaan lahan untuk pengembangan, dukungan dana dari pemerintah, dan pemberdayaan sektor swasta di lingkup UPT. UPMB.

5.   Gubernur dan Wakilnya
Gubernur
Nama :                              DR. Ing. H. Fauzi Bowo
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 10 April 1948
Agama :                            Islam
Jabatan :                           Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nama Istri :                       Hj. Sri Hartati
Nama Anak :   Humar Ambiya Bowo
                          Esti Amanda Bowo
                          Dyah Namira Bowo
Alamat :                             Jl. Taman Surapati No. 7, Jakarta Pusat
Pendidikan Formal : SD St. Kanisius (1960)
                                     SLTP Kanisius (1963)
                                     SLTA Kanisius (1966)
                                     Fakultas Teknik Universitas Indonesia (1967)
                                    Teknik Univ. Braunschweig, Jerman (1976)
 Doktor Ingenieur, Univ. Kaiserlautern Jerman, Cum Laude (2000)

Wakil Gubernur
Nama :                                  Prijanto
Pangkat :                              Mayjen Purnawirawan TNI
Tempat Tanggal Lahir :     Ngawi, 26 Mei 1951
Lulus AKABRI :                  01 Desember 1975
Agama :                               Islam
Istri :                                     Widyastuti Andang S
Anak :              Whisnu Putro
                        Putri
Alamat :                             Komplek KODAM, Jl. Otista III, Jakarta Timur
Jabatan :                           Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Pendidikan :               SD (1963)
                                     SMP (1966)
                                     SMA (1969)
Pendidikan Militer :    SUSSARGAB (1976)
                                      SUSSARPUR (1985)
                                      SUSKOAD (1990)
                                      SESKO ABRI (1997)
                                      LEMHANAS (2006)
Pendidikan Khusus : SUS PA TURBAK ARHANUD (1980)
                                      SUSJURPAL. 70 (1981)


Sumber :
Perda No.1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012